Rabu, 10 Juli 2013

Believe Me #MinAcell


"Believe Me!"

PU : 

Morgan .. 

Angel .. 

Bisma (Sedikit)


*
*

Tujuh bulan sudah merajut tali kasih bersama Pria pilihanku, tak banyak yang kuminta pada-Nya saat laki-laki yang selalu menemaniku itu menyodorkan kue tar dibalut lilin yang berukirkan angka 7, “Sebelum kau tiup lilin ini, mintalah sesuatu do’a pada sang Khalik” Pintanya lembut
Aku menutup pelan mataku, menyatukan kedua jemariku. Melafaskan permintaanku didalam hati dengan penuh harap. Deru nafas dan gemuru detak jantungku menyatuh dalam do’a, satu hal yang ku inginkan , aku ingin bisa terus bersamanya.
“Jangan membuka matamu dulu sebelum aku perintakan” pintanya setelah aku memanjatkan do’a ku

Tak lama, Perlahan kurasakan ada sesuatu yang terasa dingin menempel dileherku.
“Kau terlihat sangat cantik dengan kalung ini”
“Jadi selama ini aku tak cantik tanpa kalung ini” Rutuk ku padanya dan langsung cemberut
“Bukan begitu, tapi dengan kalung ini kau tambah cantik saja”
“Hei, mengapa kau tak membuka matamu”
“Bukannya tadi kau katakan aku tak boleh membuka mata sebelum kau perintahkan, Apa kau sudah pikun tuan?”
“Oh ya aku lupa, buka saja mata mu sekarang”
“Aku juga ingin memberimu sesuatu”
“Apa itu ?”
“Buka saja” Aku menyodorkannya bungkusan mungil padanya
“Jam ?”
“Ya karna kau selalu terlambat saat bertemu denganku”
“Baiklah aku akan berusaha tepat waktu sayang” balasnya sambil mengusap ubun-ubun kepalaku.

ßJѼJà

Malam ini seperti biasanya aku menunggu Morgan didepan kantorku, berulang kali ku lirik arloji yang melingkar di tanganku walau aku sudah mondar-mandir ditempat ini berkali-kali tapi ia belum juga kelihatan batang hidungnya.

“Dia bilang tidak akan terlambat malam ini, tapi mana buktinya selalu saja mengesampingkan aku” Gerutu ku dalam hati
“Hei Angel, masih menunggu seseorang ?”
Aku menangguk dan memaksakan bibirku tersenyum pada Bisma teman sekantorku yang sudah begitu akrab denganku. Sering kali ia menawarkan aku untuk pulang bersamanya tapi aku selalu menolak dengan alasan menunggu Morgan. Tak lama Bisma berlalu dihadapanku Morgan muncul dengan santai dihadapanku tanpa ada rasa bersalah, sungguh menyebalkan. Rutukku dalam hati.
“Maaf aku terlambat”
“Selalu saja begitu, kenapa tidak besok pagi saja kau baru datang” Rutuk ku sambil berjalan meninggalkannya
“Angel tunggu” ia menyoba mensajajarkan langkahnya denganku.
“Aku heran mengapa kau begitu akrab dengan laki-laki tadi”
Aku mendadak menghentikan langkah kakiku
“Terus saja bertanya begitu, sudah berulang kali aku katakan dia hanya teman sekantorku, ayolah Morgan kapan kau bisa bersikap dewasa sedikit. Aku lelah Gan aku lelah dengan sikap kekanakanmu ! ini 7 bulan hubungan kita aku pikir kau sudah bisa bersikap dewasa, kau harus percaya padaku Morgan”
Ia hanya terdiam dengan seribu bahasa mendengar lontaran kata dariku.

*

Sesampai dirumah, Aku merebahkan tubuhnya yang lelah di atas tumpukan kapas putih, wajah Morgan masih saja berpijak di ingatannya. Aku berharap ucapannya tadi bisa membuatnya itu bersikap dewasa dan percaya padaku.

Drettt.Dreett..
Ponselku bernyanyi, menandakan sebuah pesan yang datang.

“Angel mulai besok pagi aku tidak akan terlambat lagi, aku tidak akan cemburuan lagi melihatmu dengan teman sekantormu karna mulai hari ini aku tidak bisa menjemputmu lagi, mulai hari ini aku harus bekerja dikantor ayahku sejak beliau sakit-sakitan aku harus menggantikannya dan setiap hari aku akan pulang larut malam, jadi mohon maafkan aku dan mungkin banyak waktu yang tak dapat kulalui bersama mu lagi, ku harap kau mau mengertikan keadaanku”
“Baiklah tak masalah Gan” Balasku singkat

ßJѼJà

Seminggu dengan cepatnya melambaikan tangannya, aku menatap kalender dimeja karjaku. Besok hari ultah Morgan aku akan pulang cepat dan memasak kue tar khusus buat perayaan ulthanya. Karna ini suprise sengaja tak kuberi tahu dia kalau aku akan menghampirinya dikantor. Sampai dikantornya aku tak langsung bertemu Morgan karna ia sedang keluar ada meeting dengan kliennya diperusahaan lain, baiklah aku menunggunya dengan sabar ucapku dalam hati.

Aku mengambil posisi duduk ditaman tepat disebelah kantornya, semilir angin menerpa wajahku. Aku terus mengayunkan kakiku ditempat ku duduk untuk sedikit menghapus kebosanan. Cukup lama aku menanti kehadiran dia disini.
“Seeett”suara rem mobil hitam metalik berdenting ditelingaku. Ya itu mobil orang yang sudah kenanti. Segera ku berdiri dan merenggut bungkusan yang disampingku.

Tapi...

Aku mengerutkan dahi karna ia tak sendiri ia datang dengan seorang wanita, mereka terlihat akrab sekali, tangan gadis itu tertaut ke pergelangan tangan Morgan . Hah!? bahkan sesekali tertawa saat berjalan memasuki kantor, aku hanya menatap dari kejauhan. Saat mereka mendekat aku hanya bersembunyi dibalik tembok, ya Tuhan hatiku rasanya sakit sekali melihat laki-laki yang ku cintai bersikap berlebihan sekali pada wanita lain. Mataku memanas sepertinya luapan api telah berhamburan keluar dari kelopak mataku.
“morgan apa kau sudah berubah sejauh ini sejak seminggu terakhir tak bertemu denganku lagi”
Aku menghela nafas panjang, mencoba mencari serabut ketenangan ditengan kegelisahan yang menyeruak dihati “Tidak Morgan tidak mungkin menghianatiku, aku tidak boleh meragukannya, aku tidak ingin bersikap tidak dewasa begini” Hati kecilku menuntunku untuk lebih percaya pada kekasihku

Tap
Tap
Tap

Langkah kaki seseorang yang tadi ku dengar samar kian lama kian nyata, ia berjalan mendekatiku. Saat hendak melewatiku aku segera menghentikan langkahnya.
“Maaf mengganggu, kalau boleh tahu siapa wanita bersama Morgan itu” Ucapku sambil menunjuk kearah mereka
“Morgan? Apa maksudmu Handi Morgan Winata?”
“Ya” Aku mengangguk pelan
“Lalu siapa wanita bersamanya itu” sambarku antusias
“Wanita yang bersamanya tadi kekasihnya”
“Apa?”
“Iya. mereka memang pasangan yang sangat serasi ya” Ucap pegawai itu terasa mampu mencabik-caik isi hatiku, buliran air yang kutahan akhirnya tumpah ruah. seketika saja bongkahan kue tar digenggamanku langsung terjatuh. Dan Morgan langsung menoleh ke arahku, aku yang begitu rapuh melihatnya bersama wanita itu.

“Angel?” Ia menatap heran kehadiranku dikantornya yang sudah dibaluti air mata, morgan menangkap jelas api kecemburuan yang tak dapat disembunyikan dimataku
“Selamat ya, selamat ulang tahun dan selamat karna kau sudah mendapatkan kekasih baru, semoga kau bahagia Morgan kalau memang dia wanita pilihanmu” saat mengucapkan barisan kata itu Aku menguatkan hatiku yang sudah hancur berkeping-keping, aku tak tahan lama-lama berada disini aku langsung berlari mencoba meninggalkan kantor ini.
“Angel tunggu” Morgan berlari mengejarku
Aku mengacukannya, dan berlari seribu langkah menjauhinya.
“Angel jangan pergi, aku sangat menyayangimu” ia menarikku kedalam pelukannya
Hah bagaimana mungkin ia mengatakan hal itu, aku sangat muak mendengar ucapannya, aku menarik tubuhku dari pelukannya
“Sudahlah Gan! Lepaskan aku!”
“Morgan dengarkan aku sebentar, kau bilang setiap hubungan harus saling percaya kan ? mengapa kau tak percaya padaku, disaat aku cemburu melihat mu bersama teman sekantormu kau selalu mengatakan kalau aku harus bersikap dewasa dan harus lebih percaya padamu, lalu mengapa kau tak mempercayaiku ?”
“Tapi aku dan Bisma memang tak ada apa-apa kami juga tidak perna mempertontonkan kemesraan yang begitu berlebihan seperti yang kau tunjukan bersama gadis itu, dan pegawaimu juga megatakan kalau dia adalah kekasihmu, bagaimana mungkin aku tidak cemburu melihat kelakuanmu”

Morgan malah tersenyum evil kepadaku, sungguh menyebalkan
Aku kecewa sekali padannya, lagi-lagi aku berusaha berlalu dari hadapannya, seketika ia langsung menarik lenganku lagi
“Angel aku belum selesai berbicara, maafkan aku ini semua tak seperti yang kau kira, ini semua hanya skenario”
“Iya Angel benar, maaf ya membuatmu cemburu” Sahut gadis itu kepada ku
Aku semakin bingung saja dengan perkataan mereka, apa yang sebenarnya mereka maksud
“Angel aku sengaja membuat kau marah, membuat kau cemburu karna selama ini aku tak perna melihat kau cemburu padaku, aku hanya ingin tahu seberapa besar kau mencintaiku”
“Jadi kau sengaja melakukan ini”
“Maaf sudah membuatmu marah, tapi aku sangat senang ternyata kau sangat menyayangiku”
“Kau jahat Gan”
“Maaf”
“Selalu saja begitu, maaf maaf dan maaf”
“bukankan cinta sejati memang harus selalu memaafkan”
“Kau sudah pandai sekali berbicara sekarang”
“Benarkah, ha ha ha”

Ternyata hati kecilku benar kalau aku memang harus lebih percaya padanya. Memang sebuah hubungan akan bertahan jika kita saling percaya, tapi kalau kepercayaan itu sudah goya maka cinta juga sulit untuk bertahan. Syukurlah do’aku di 7 bulan hubungan kami masih didengar Tuhan, satu hal yang ku minta aku ingin terus bersamanya.

=0End0=


#MinAcell

Tidak ada komentar:

Posting Komentar